Pages

Selasa, 31 Mei 2011

CONTOH PROPOSAL

Berikut ini adalah contoh proposal untuk kegiatan PENTAS SENI (PENSI).

L A T A R   B E L A K A N G

              Dengan menjamurnya Pentas Seni (PENSI) di kalangan siswa SMA sekarang ini, tiap SMA berlomba mengadakan ajang ini sebagai event yang keren dan berharga. Namun, ajang yang menghebokan ini ternyata tidak diimbangi dengan suasana yang edukatif karena acara PENSI di hampir tiap SMA adalah sama dan monoton. Acara tersebut terlaksana hanya demi kebanggaan sekolah dengan selalu menampilkan musik keras dan modern dance.
               SMA Kolese De Britto mencoba untuk tidak mengikuti arus zaman ini. Kami ingin mengadakan sebuah malam budaya yang bertajuk kebudayaan kreativitas siswa-siswa SMA di Yogya. Dalam malam budaya ini, kami menawarkan sebuah konsep mirip dengan pensi tetapi dengan corak yang berbeda di dalamnya, seperti ada unsur budaya dan sosial anak muda yogya. Dengan ini, kami menawarkan ajang kreasi yang memiliki nilai edukasi, dan bukan hura-hura semata. Selain itu, kami merencanakan bila ada sisa dalam malam budaya ini, kami akan menyumbangkan dana tersebut untuk beasiswa pendidikan teman-teman kami dan atau orang-orang di sekitar kami yang kurang mampu.
            Keprihatinan kami melihat budaya hura-hura para remaja mengajak kami untuk terus berefleksi apa yang seharusnya kami buat untuk membangun Indonesia yang cemerlang. Maka dengan mengangkat sisi budaya dan sosial anak muda di kota yogya, kami bertekat untuk menghargai budaya negri yang mulai tersisihkan dengan model malam budaya ini. Kami akan menyatukan berbagai budaya kami dalam satu malam yang akan dilakukan oleh berbagai siswa sehingga kami akan semakin mengenal lebih jauh setiap budaya yang ada. Hanya dengan begitulah, mentalitas kaum muda terbentuk untuk menghargai keberadaan budaya satu sama lain. Kami akan mengajak kaum muda untuk masuk melalui kesadaran akan penghargaan budaya yang lain. 

Untuk lebih lengkapnya, silahkan download disini 

sumber http://alexander4world.wordpress.com/2008/05/25/merancang-proposal-sponsor/  

Jumat, 06 Mei 2011

PROPOSAL


PENGERTIAN PROPOSAL
Proposal adala suatu bentuk rancangan kegiatan yang dibuat dalam bentuk formal dan standar, yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelasan sebuah tujuan kepada si pembaca (individu atau perusahaan) sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan tersebut lebih mendetail.

JENIS-JENIS PROPOSAL
Berdasarkan bentuknya, proposal dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
1.     Proposal Formal
Proposal formal dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu :
a.       Bagian Pendahuluan yang terdiri dari sampul dan halaman judul, surat pengantar (kata pengantar), ikhtisar, daftar isi, dan lembar pengesahan.
b.      Isi Proposal yang terdiri dari latar belakang, pembatasan masalah, tujuan, ruang lingkup, pemikiran dasar, metodologi, fasilitas, personalia, keuntungan dan kerugian, waktu dan biaya.
c.       Bagian Pelengkap terdiri dari penutup yang berisi daftar pustaka, lampiran, tabel dan sebagainya.
2.     Proposal Semi Formal
Proposal semiformal terbagi menjadi dua jenis, yaitu: proposal kegitan umum dan proposal kegiatan ilmiah sederhana.
a.      Proposal Kegiatan Umum
Proposal kegiatan umum ialah proposal yang berisi usulan atau rencana kegiatan yang bersifat umum, misalnya, kegiatan bazar, bakti sosial, pesantren kilat, atau LDKS.  Sistematika proposal kegiatan umum berbentuk sederhana, yaitu meliputi :
(1)   Nama kegiatan (judul).
(2)    Latar belakang atau dasar pemikiran.
(3)   Maksud dan tujuan.
(4)   Sasaran/ruang lingkup.
(5)   Waktu dan tempat kegiatan.
(6)   Penyelenggara/panitia kegiatan .
(7)   Program/jadwal kegiatan.
(8)   Anggaran biaya .
(9)   Penutup.
b.      Proposal Kegiatan Ilmiah Sederhana
Proposal kegiatan ilmiah sederhana atau proposal penelitian ilmiah sederhana adalah usulan kegiatan yang berisi rancangan kerja atau langkah-langkah untuk melakukan kegiatan ilmiah secara sederhana.Misalnya, proposal pengamatan, proposal mengadakan diskusi ilmiah, proposal penelitian sederhana, dan proposal studi kepustakaan.
3.     Proposal Non Formal

SYARAT-SYARAT PROPOSAL
1.     Jelas (Clear)
2.     Singkat (Consice)
Proposal harus ditulis singkat tanpa melupakan kaidah-kaidah penulisan dan mengurangi kejelasan dan kelengkapan proposal.
3.     Lengkap (Complette)
Proposal harus dibuat secara lengkap, artinya proposal harus dibuat dengan informasi pendukug.
4.     Benar (Correct)
Kebenaran proposal sangat dipengaruhi oleh nurani pembuat. Jangan sampai karena ingin meyakinkan dan membuat proposal semenarik mungkin, penyusun menyembunyikan informasi-informasi yang dirasa kurang menguntungkan. Bila pada suatu waktu diketahui ketidakbenaran proposal, nama baik dan kredibilitas penyusun sangat dipertaruhkan.
5.     Tidak kadaluwarsa (up to date)
Keakuratan dan ketepatan data pendukung sangat diperlukan dalam penyusunan usaha. Perkembangan tidak hanya sebatas pada perkembangan ilmu dan teknoligi saja, tetapi juga perkembangan pranatadan nilai-nilai yang dianut masyarakat.

SISTEMATIKA MENULIS PROPOSAL
Sistematika Dalam Menulis Proposal
1. Pendahuluan
a. Berisi tentang hal­hal dan kondisi umum yang melatarbelakangi dilaksanakan kegiatan tersebut.
b. Hubungan kegiatan tersebut dalam kehidupan sehari­hari(nyata)
c. Point­point pembahasan pada pendahuluan ini, mengacu pada komponen S­W­O­T yang telah dibahas sebelumnya.
2. Dasar Pemikiran
a. Berisi tentang dasar yang digunakan dalam pelaksanaan
b. Jika kegiatan tersebut bukan dari organisasi, maka didasarkan secara umum, misalnya : Peraturan Pemerintah No sekian
3. Tujuan
a. Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut ( umum dan khusus)
b. Tentukan juga keluaran ( output ) yang dikehendaki seperti apa
4. Tema
­Tema yang diangkat dalam kegiatan tersebut
5. Jenis Kegiatan
a. Diperlukan untuk menjelaskan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan jika kegiatannya lebih dari satu,
b. Menjelaskan bentuk dari kegiatan tersebut. Misal: berupa Seminar, Pelatihan, penyampain materi secara lisan, Tanya jawab dan simulasi dll.
6. Target
Berisi uraian yang lebih terperinci dari Tujuan (Point 3) terutama mengenai ukuran- ukuran yang digunakan sebagai penilaian tercapai atau tidaknya tujuan.
7. Sasaran/Peserta
Menjelaskan tentang objek atau siapa yang akan mengikuti kegiatan tersebut ( atau lebih kenal dengan peserta).
8. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
­Tentukan dimana, hari, tanggal, bulan, tahun serta pukul berapa akan dilaksanakan kegiatan tersebut.
9. Anggaran Dana
Dalam anggaran disini, hanya disebutkan jumlah total pemasukan dan pengeluaran yang
diperkirakan oleh panitia, sedangkan rinciannya dibuat dalam lampiran tersendiri.
10. Susunan Panitia
 Dalam halaman atau bagaian susuna panitia, biasanya hanya ditulis posisi yang penting­penting saja, seperti Pelindung Kegiatan, Ketua panitia, Streering Commite dll, sedangkan kepanitian lengkap dicantumkan dalam lampiran.
11. Jadwal Kegiatan
a. Dibuat sesuai dengan perencanaan dalam kalender Kegiatan yang telah disusun sebelumnya,
b. Atau bisa juga ditulis terlampir, jika jadwalnya banyak.
12. Penutup
a. Berisi tentang harapan yang ingin dicapai dan mohon dukungan bagi semua pihak.
b. Ditutup dengan lembar pengesahan proposal.
c. Terakhir, diikuti dengan lampiran.


Sumber :
http://www.scribd.com/doc/7750045/Proposal
http://ghadizluthu.blogspot.com/2010/06/pengertian-proposal.html
http://indonesialanguage.blogspot.com/2008/03/materi-bahasa-indonesia_07.html
http://www.crayonpedia.org/mw/Menulis_proposal_untuk_kegiatan_ilmiah_sederhana_12.1_Mokhamad_Irman
http://www.scribd.com/doc/7750045/Proposal



Rabu, 27 April 2011

LAPORAN


 1.                Pengertian Laporan
Laporan adalah karangan yang berisikan paparan peristiwa atau kegiatan yang telah dilakukan seperti investigasi, studi & riset yang permanen, komprehensif dan koheren sehingga informasi yang disampaikan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
2.                Macam-macam Laporan
Jenis-jenis laporan dapat ditentukan berdasarkan sifat dan kandungan laporan itu :
1. Laporan Lisan
a. Laporan Berita
b. Laporan Langsung
2. Laporan Tertulis
a. Laporan Tahunan
Ciri-cirinya :
- Disediakan oleh sebuah persatuan, organisasi, syarikat atau institusi.
- Dibuat setahun sekali.
- Disampaikan mengikut urutan tarikh.
Tujuan :
menyediakan perancangan yang lebih baik untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi pada masa akan datang
b. Laporan Khas
Tujuan :
Mendapatkan maklumat yang pantas, tepat dan jelas. Berguna kepada organisasi untuk masyarakat mendapatkan gambaran sebenar sesuatu peristiwa.
c. Laporan Presentasi
Ciri-cirinya :
- Mengandung penjelasan tentang tugas yang telah selesai dan kejayaan yang dicapai oleh sebuah syarikat atau organisasi.
d. Laporan Penilaian
Ciri-cirinya :
- Menyatakan mutu, nilai, keadaan atau sifat sesuatu yang menjadi fokus penilaian.
- Matlamat akhir laporan penilaian adalah memberi maklumat kepada puhak tertentu untuk membuat keputusan atau hanya sebagai makluman.
e. Laporan Sulit
Ciri-cirinya :
- Mengandung maklumat tentang latar belakang individu.
- Maklumat mestilah tepat.
- Membantu semua pihak membuat keputusan terhadap permohonan sesorang calon.
f. Laporan Kajian
Ciri-cirinya :
- Dilakukan oleh sesuatu jawatan kuasa atau lembaga yang dipertanggungjawabkan untuk mengaji sesuatu isu, kejadian, dasar dll.
- Hasil kajian didedahkan dalam bentuk laporan dan disampaikan kepada pihak tertentu untuk tindakan selanjutnya.
- Tidak bersifat fiksyen.
g. Laporan Lawatan
Ciri-cirinya :
- Dilaporkan mengikuti perkembangan peristiwa.
- Tepat dan mudah dipahami.
Tujuan :
Merakamkan peristiwa yang berlaku sepanjang lawatan itu berlangsung
h. Laporan Aktiviti
Ciri-cirinya :
- Ditulis mengikuti format tertentu.
- Disediakan oleh setiap perusahaan persatuan.
Tujuan :
Merakamkan atau memaklumkan sesuatu.

3.                Fungsi Laporan
a. Merupakan perwujudan dari responsibility pelapor terhadap tugas yang dilimpahkan
b. Sebagai alat untuk memperlancar kerja sama dan koordinasi maupun komunikasi yang saling mempengaruhi antar perseorangan dalam organisasi
c. Sebagai alat untuk membuat Budgeting (anggaran), pelaksanaan, pengawasan, pengendalian maupun pengambilan keputusan
d. Sebagai alat untuk menukar informasi yang saling dibutuhkan dalam pekerjaan
4.                Penulisan Laporan
Hendaknya laporan lengkap, dapat menjawab semua pertanyaan mengenai : apa ( what ), mengapa ( why ), siapa ( Who ), dimana ( where ), kapan ( when ), bagaimana ( how ). Urutan isi laporan sebaiknya diatur, sehingga penerima laporan dapat mudah memahami. Urutan isi laporan antara lain sebagai berikut :
1. Pendahuluan
Pada pendahuluan disebutkan tentang :
1) Latar belakang kegiatan.
2) Dasar hukum kegiatan.
3) Apa maksud dan tujuan kegiatan.
4) Ruang lingkup isi laporan.
2. Isi Laporan
Pada bagian ini dimuat segala sesuatu yang ingin dilaporkan antara lain :
1) Jenis kegiatan.
2) Tempat dan waktu kegiatan.
3) Petugas kegiatan.
4) Persiapan dan rencana kegiatan.
5) Peserta kegiatan.
6) Pelaksanaan kegiatan (menurut bidangnya, urutan waktu pelaksanaan, urutan fakta / datanya).
7) Kesulitan dan hambatan.
8) Hasil kegiatan.
9) Kesimpulan dan saran penyempurnaan kegiatan yang akan datang.
3. Penutup
Pada kegiatan ini ditulis ucapan terima kasih kepada yang telah membantu penyelenggaraan kegiatan itu, dan permintaan maaf bila ada kekurangan-kekurangan. Juga dengan maksud apa laporan itu dibuat.

Sumber :



Senin, 11 April 2011

Pengumpulan Data

PENGERTIAN PENGUMPULAN DATA
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Instrumen pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instumen sebagi alat bantu dalam menggunakan metode pengumpulan data merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya kuisioner ,perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, skala dan sebaginya.
Instrumen penelitian merupakan sesuatu yang amat penting dan strategi kedudukannya didalam keseluruhan kegiatan penelitian. Dengan instrumen akan diperoleh data yang merupakan bahan penting untuk menjawab permasalahan, mencari sesuatu yang akan digunakan untuk mencapi tujuan, dan untuk membuktikan hipotesis. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian.
Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang bersangkutan dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan. Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting dalam hubungannya dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan pengukuran.

METODE PENGUMPULAN DATA
1. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mendapatkan data secara langsung dari pihak perusahaan, yang merupakan komunikasi dari seseorang pekerja untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan yang diinginkan. Teknik wawancara memakan waktu dan biaya yang sangat besar untuk sampel yang cukup besar dan tersebar. Wawancara berarti komunikasi antara pewawancara dan orang yang diwawancara, hal ini cenderung menimbulkan perbedaan interpretasi antara keduanya. Namun dengan wawancara dapat diperoleh informasi lebih lengkap.

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung (I.Djumhur dan Muh.Surya, 1985).

Wawancara adalah salah satu metode untuk dapat mendapatkan data anak atau orangtua dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan/face to face relation(Bima Walgito, 1987).

Wawancara adalah alat untuk memperoleh data atau fakta atau informasi dari seorang murid secara lisan (Dewa Ktut Sukardi, 1983).

Wawancara informatif adalah suatu alat untuk memperoleh fakta/data informasi dari murid secara lisan. Dengan tujuan mendapatkan data yang diperlukan untuk bimbingan (W.S.Winkel, 1995).

Kelebihan wawancara :
a. Flexibility
Pewawancara dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi yang dihadapi pada saat itu. Jika dia menginginkan informasi yang mendalam maka dapat melakukan “probing”. Demikian pula jika ingin memperoleh informasi tambahan, maka dia dapat mengajukan pertanyaan tambahan, bahkan jika suatu pertanyaan dianggap kurang tepat ditanyakan pada saat itu, maka dia dapat menundanya.
b. Nonverbal Behavior
Pewawancara dapat mengobservasi perilaku nonverbal, misalnya rasa suka, tidak suka atau perilaku lainnya pada saat pertanyaan diajukan dan dijawab oleh responden.
c. Question Order
Pertanyaan dapat diajukan secara berurutan sehingga responden dapat memahami maksud penelitian secara baik, sehingga responden dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
d. Respondent alone can answer
Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi benar oleh responden yang telah ditetapkan.
e. Greater complexity of questionnaire
Kuesioner umumnya berisi pertanyaan yang mudah dijawab oleh responden. Melalui wawancara, dapat ditanyakan hal-hal yang rumit dan mendetail.
f. Completeness
Pewawancara dapat memperoleh jawaban atas seluruh pertanyaan yang diajukan.

Kekurangan :
a. Mengadakan wawancara dengan individu satu persatu memerlukan banyak waktu dan tenaga dan juga mungkin biaya.
b. Interview Bias
Walau dilakukan secara tatap muka, namun kesalahan bertanya dan kesalahan dalam menafsirkan jawaban, masih bisa terjadi. Sering atribut (jenis kelamin, etnik, status sosial, jabatan, usia, pakaian, penampilan fisik, dsb) responden dan juga pewawancara mempengaruhi jawaban.
c. Keberhasilan wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara dalam melakukan hubungan antar manusia (human relation).
d. Wawancara tidak selalu tepat pada kondisi-kondisi tempat tertentu, misalnya di lokasi-lokasi ribut dan ramai.
e. Sangat tergantung pada kesediaan, kemampuan dan keadaan sementara dari subyek wawancara, yang mungkin menghambat ketelitian hasil wawancara.
f. Jangkauan responden relatif kecil dan memakan waktu lebih lama dari pada kuisioner dan biaya yang relatif yang lebih mahal.

2. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem Observasi merupakan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Untuk mendapatkan hasil pengamatan yang baik, pengamatan harus dilakukan dalam waktu yang lama serta pengamat harus membiasakan diri untuk tidak mengganggu kewajaran objek yang diamati sehingga hasil pengamatan dapat optimal. Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan.

Kelebihan :
a. Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai keandalan yang tinggi. Kadang observasi dilakukan untuk mengecek validitas dari data yang telah diperoleh sebelumnya dari individu-individu.
b. Dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan, pekerjaan-pekerjaan yang rumit kadang-kadang sulit untuk diterangkan.
c. Dapat menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan, misalnya tata letak fisik peralatan, penerangan, gangguan suara dan lain-lain.
d. Dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan, dalam hal waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit pekerjaaan tertentu.

Kekurangan :
a. Umumnya orang yang diamati merasa terganggu atau tidak nyaman, sehingga akan melakukan pekerjaannya dengan tidak semestinya.
b. Pekerjaan yang sedang diamati mungkin tidak mewakili suatu tingkat kesulitan pekerjaan tertentu atau kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu dilakukan atau volume-volume kegiatan tertentu.
c. Dapat mengganggu proses yang sedang diamati.
d. Orang yang diamati cenderung melakukan pekerjaannya dengan lebih baik dari biasanya dan sering menutup-nutupi kejelekan-kejelekannya.

3. Kuisioner
Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam.

Kuesioner dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Kuesioner tertutup
Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai.
2. Kuesioner terbuka
Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru memformulasikan jawabannya sendiri.
3. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup
Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.

4. Kuesioner semi terbuka
Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban.

Kelebihan :
1. Bila lokasi responden jaraknya cukup jauh, metode pengumpulan data yang paling mudah adalah dengan kuisioner.
2. Pertanyaan-pertanyan yang sudah disiapkan adalah merupakan waktu yang efisien untuk menjangkau responden dalam jumlah banyak.
3. Dengan kuisioner akan memberi kesempatan mudah pada responden untuk mendiskusikan dengan temannya apabila menemui pertanyaan yang sukar dijawab.
4. Dengan kuisioner responden dapat lebih leluasa menjawabnya dimana saja, kapan saja, tanpa terkesan terpaksa.

Kekurangan :
1. Apabila penelitian membutuhkan reaksi yang sifatnya spontan dengan metode ini adalah kurang tepat.
2. Metode ini kurang fleksibel, kejadiannya hanya terpancang pada pertanyaan yang ada.
3. Jawaban yang diberikan oleh responden akan terpengaruh oleh keadaan global dari pertanyaan. Sangat mungkin jawaban yang sudah diberikan di atas secara spontan dapat berubah setelah melihat pertanyaan dilain nomor.
4. Sulit bagi peneliti untuk mengetahui maksud dari apakah sudah responden sudah terjawab atau belum.
5. Ada kemungkinan terjadi respons yang salah dari responden. Hal ini terjadi karena kurang kejelasan pertanyaan atau karena keragu-raguan responden menjawab.

Sumber :
http://sevli074.wordpress.com/2009/01/25/teknik-pengumpulan-data/

Minggu, 20 Maret 2011

Tahapan dalam Penulisan Ilmiah


Tahapan dalam menulis karya ilmiah antara lain :

1.                  Menentukan Topik
Dalam membuat karya ilmiah, sebaiknya seorang penulis menentukan topic terlebih dahulu. Topik adalah pokok pembicaraan, pokok bahasan, atau masalah yang akan dibahas. Sebagai pokok atau pangkal bahasan, topik harus di identifikasi terlebih dahulu sebelum kegiatan menulis dilakukan.
Topik bisa juga disebut pokok bahasan yang dapat mengantarkan seorang penulis untuk menghasilkan sebuah tema dari penelitian yang dilakukan. Topik dapat terdiri dari satu kata saja. Topik ini dapat dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang harus di identifikasi agar terkuak apa maksud dibalik topik yang dipilih. Jadi kita harus memilih salah satu agar kita bisa membatasi topik tersebut (spesifikasi).

Syarat-syarat Topik yang baik :
a.                            Topik harus menarik perhatian penulis.
Topik yang menarik perhatian akan memotivasi pengarang penulis secara terus-menerus mencari data-data untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.Penulis akan didorong agar dapat menyelesaikan tulisan itu sebaik-baiknya.Suatu topik sama sekali tidak disenangi penulis akan menimbulkan kesalahan.Bila terdapat hambatan ,penulis tidak akan berusaha denngan sekuat tenaga untuk mengumpulkan data dan fakta yang akan digunakan untuk memecahkan masalah.
b.         Diketahui oleh penulis.
Penulis hendaklah mengerti atau mengetahui meskipun baru prinsip-perinsip ilmiahnya.
c.         Jangan terlalu baru,jangan terlalu teknis dan jangan terlalu kontroversial.
Bagi penulis pemula,topik yang baru kemungkinan belum ada referensinya dalam kepustakaan.Topik yang terlalu teknis kemungkinan dapat menjebak penulis bila tidak benar-benar menguasai bahan penulisannya.Topik yang kontroversial akan menimbulkan kesulitan untuk bertindak secara objektif.
d.         Bermanfaat.
Topik yang dipilih hendaknya bermanfaat. Ditinjau dari segi akademis dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat berguna dalam ehidupan sehari-hari maupun dari segi praktis.
e.         Jangan terlau luas.
Penulis harus membatasi topik yang akan ditulis.Setipa penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan berbatas untuk digarap sehingga tulisannya dapat terfokus.
f.          Topik yang dipilih harus berada disekitar kita.
g.         Topik yang dipilih harus yang menarik.
h.         Topik yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas.
i.          Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.
j.          Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya. topik yang di pilih jangan terlalu baru.
k.         Topik yang dipilih memiliki sumber acuan.
2.         MEMBANGUN BIBLIOGRAFI
Bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu cantuman tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki. Dengan demikian tujuan bibliofrafi adalah untuk mengetahui adanya suatu buku/pustaka atau sejumlah buku/pustaka yang pernah diterbitkan.
Unsur-Unsur Bibliografi dan Contoh Penulisannya
a.       Nama Pengarang, yang dikutip secara lengkap.
b.      Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
c.       Data Publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke berapa, nomor jilid buku dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
d.       Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, atau surat kabar, tanggal dan tahun.

Penyusunan Bibliografi
a. Nama pengarang diurutkan berdasarkan urutan abjad.
b.                  Jika tidak ada nama pengarang, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan abjad.
c.                   Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan refrensi, untuk refrensi kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.
d.                   Jarak antara baris dengan baris untuk satu refrensi adalah satu spasi. Namun, jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.
e.                   Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak tiga atau empat ketikan.

Bagian-bagian Bibliografi
Suatu deskripsi bibliografi biasanya terdiri dari :
Judul : berisi judul artikel atau judul buku yang akan dideskripsikan
• Kepengarangan : berisi nama pengarang perorangan atau pengarang badan korporasi.
• Sumber : berisi judul jurnal, judul prosiding, atau judul buku dimana informasi tersebut berada.
Data terbitan (impresium): berisi data tentang kota terbit, nama terbit, dan tahun terbit
• Keterangan fisik buku (kolasi), yang berisi halaman lokasi artikel ditemukan.
• Keterangan informasi, seperti kata kunci dan abstrak
• Keterangan tambahan , seperti lokasi rak penyimpanan, kode call number,
perpustakaan pemilik bahan pustaka, dan sebagainya.

Manfaat Bibliografi
Pencatatan informasi mengenai koleksi perpustakaan dalam bentuk bibliografi dilakukan dengan berbagai alasan antara lain:
• Jumlah koleksi perpustakaan yang semakin meningkat bentuk dan bidang kajiannya
• Kebutuhan informasi para pengguna yang semakin beragam dan meningkat jumlahnya
• Upaya untuk meningkatkan kualitas layanan penelusuran informasi yang cepat dan tepat

 sumber : 
http://rangerwhite09-artikel.blogspot.com/2010/04/makalah-tentang-topik-tema-judul-m-k-l.html
http://gustiayumade.wordpress.com/2010/10/16/syarat-topik-judul-dan-tema/
http://kolom-biografi.blogspot.com/2010/05/pengertian-bibliografi-dan-manfaatnya.html
http://loveyuli.wordpress.com/2009/11/16/pemilihan-topik/
http://id.wikipedia.org/wiki/Topik