Pages

Selasa, 22 Februari 2011

Karya Ilmiah dan Karya Non Ilmiah


Karya Ilmiah merupakan suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian. 

      Suatu karya dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :
  1. Penulisannya berdasarkan hasil penelitian, disertai pemecahannya.
  2. . Pembahasan masalah yang dikemukakan harus obyektif sesuai realita/ fakta.
  3. Tulisan harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah bahasa, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI).
  4. Tulisan disusun dengan metode tertentu.
  5. Tulisan disusun menurut sistem tertentu.
  6. Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, ringkas, tepat, dan cermat sehingga tidak terbuka kemungkinan adanya ambiguitas, ketaksaan, maupun kerancuan.
Sikap Ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah. Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam berbagai forum ilmiah, misalnya dalam diskusi, seminar, loka karya, dan penulisan karya ilmiah.
Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut.
  • Sikap ingin tahu. Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya. Mengapa demikian? Bagaimana caranya? Apa saja unsur-unsurnya? Dan seterusnya.
  • Sikap kritis. Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
  • Sikap terbuka. Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
  • Sikap objektif. Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
  • Sikap rela menghargai karya orang lain. Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
  • Sikap berani mempertahankan kebenaran. Sikap ini menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.
  • Sikap menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.
Karya Non Ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri dan perbedaan karya ilmiah dan karya non-ilmiah

Karya Ilmiah
Karya non Ilmiah
Ciri-ciri
·           Logis, artinya dapat  disimpulkan dengan kaedah berfikir yang sehat.
·           Objektif, artinya kegiatan penulisan karya ilmiah itu didasari dan disertai dengan data dan fakta, bersifat informatif dan deskriptif serta bebas dari kepentingan subjektif.
·           Empiris, artinya karya tersebut berbicara dalam wilayah pengalaman manusia.
·           Sistematis, artinya karya tulis itu ditulis dengan sifat kronologis.
·           Netral, kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok.
·           Tidak Pleonastis artinya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-katanya atau tidak berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).
·           Bahasa yang digunakan adalah ragam formal.

·     Emotif, lebih merupakan refleksi dari sebuah perasaan yang terkadang melampui kebenaran.
·     Persuasif, yaitu bersifat mempengaruhi pikiran pembaca.
·     Deskriptif subjektif, dalam arti tidak didukung oleh data dan fakta.
·     Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
·     Gaya bahasa konotatif dan popular.
·     Tidak memuat hipotesis.
·     Penyajian dibarengi dengan sejarah.
·     Bersifat imajinatif.
·     Situasi didramatisir.

Macam-macam
Karya ilmiah pendidikan:
·           Paper (Karya Tulis).
·           Pra Skripsi.
·           Skripsi
·           Thesis.
·           Disertasi.
Karya ilmiah penelitian:
·           Makalah seminar.
·           Laporan hasil penelitian.
·           Jurnal penelitian.
     anekdot, opini, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman,komik  dan naskah drama.

 sumber :

Selasa, 15 Februari 2011

PENALARAN DEDUKTIF


Definisi Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum (prinsip, hukum, teori atau keyakinan) menuju hal-hal khusus. Berdasarkan sesuatu yang umum itu, maka ditariklah kesimpulan tentang hal-hal khusus yang merupakan bagian dari kasus atau peristiwa khusus itu.

Penalaran Deduktif  dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :

1.                  Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penalaran yang menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi yang ketiga. Proposisi merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung didalamnya. Silogisme dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

  •      Silogisme kategorial
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor. Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

Contohnya :
My : Tidak ada manusia yang kekal.
Mn : Socrates adalah manusia.
K : Socrates tidak kekal.

  •      Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis yaitu  bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, bila simpulannya juga menolak berarti konsekuen.
Contoh :
  My  : Jika tidak ada air, manusia akan mati kehausan.
  Mn  : Air tidak ada.
  K     : Jadi, manusia akan mati kehausan.

  •     Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif  yaitu silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh :
My : Nenek Ety berada di Bogor atau Medan.
Mn : Nenek Ety berada di Bogor.
K : Jadi, Nenek Ety tidak berada di Medan.

2.                  Entimen 
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh :
Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.

Sumber :

Rabu, 09 Februari 2011

PENALARAN PADA PENULISAN ILMIAH

Definisi Penalaran pada Penulisan Ilmiah
Penalaran pada dasarnya merupakan proses  berfikir untuk menemukan suatu kesimpulan  berdasarkan eksplorasi pengalaman tertentu yang logis dan relevan.

Penalaran dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

Penalaran Induktif
Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.

Penalaran Induktif dibagi menjadi 3 bagian, antara lain :
  1. Generalisasi ialah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa. Generalisasi dibagi menjadi 2 macam :
    • Tanpa loncatan induktif: fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan. Seluruh fakta yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki semua, contoh. Semua bulan masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31 hari. Dalam penyimpulan ini, keseluruhan fakta, yaitu jumlah hari pada setiap bulan dalam satu tahun diselidiki tanpa ada yang ditinggalkan. Generalisasi semacam ini, memberikan kesimpulan yang sangat kuat dan tidak dapat dipatahkan tetapi prosesnya tidak praktis dan tidak ekonomis.
    •  Dengan loncatan induktif: fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fakta yang ada. Kesimpulan yang  diambil berdasarkan sebagian fakta yang kesimpulanya berlaku juga bagi fakta sejenis yang belum diselidiki, misalnya. Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia adalah menusia yang suka bergotong-royong kemudian diambil kesimpulan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong.

2.      Analogi ialah Proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk satu hal berlaku juga untuk hal lain. Tujuan dari penalaran induksi analagi antara lain:
·        Meramalkan kesamaan
·        Menyingkapkan kekeliruan
·        Menyusun sebuah klasifikasi.

3.      Kausal (Sebab-Akibat) adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Tidak ada satu gejala atau kejadian yang muncul tanpa penyebab. Pertama, satu atau beberapa gejala yang timbul dapat berperan sebagai sebab akibat, atau sekaligus sebagai akibat dsari gejala sebelumnya dan sebab gejala sesudahnya. Kedua, gejala atau peristiwa yang terjadi dapat ditimbulkan oleh satu sebab atau lebih, dan menghasilkan satu akibat atau lebih.
.Penalaran ini dibagi mejadi 3 jenis, yaitu :
·  Sebab ke akibat: dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai efek. Contoh : Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagi penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
·  Akibat ke sebab: dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat menuju sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat. Contoh : Untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat. Mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat dan juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan.
·  Akibat ke akibat: dari akibat ke akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.




Sumber :
http://soil.faperta.ugm.ac.id/tj/1991/1992%20meto.pdf
http://sepdilarusmio.blogspot.com/2010/03/penalaran-dalam-penulisan-karangan.html
http://chameyliza.blogspot.com/2010/03/penalaran-dalam-karangan-ilmiah.html
ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/18039/Induksi.ppt
http://andiakbarrachman.blogspot.com/2010/03/penalaran-induktif.html
http://obyramadhani.wordpress.com/2010/05/16/cara-berfikir-induktif/
http://onan-kost.blogspot.com/2010/05/paragraf-generalisasi-analogi-dan.html