Definisi Penalaran pada Penulisan Ilmiah
Penalaran pada dasarnya merupakan proses berfikir untuk menemukan suatu kesimpulan berdasarkan eksplorasi pengalaman tertentu yang logis dan relevan.
Penalaran dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
Penalaran Induktif
Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.
Penalaran Induktif dibagi menjadi 3 bagian, antara lain :
- Generalisasi ialah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa. Generalisasi dibagi menjadi 2 macam :
- Tanpa loncatan induktif: fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan. Seluruh fakta yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki semua, contoh. Semua bulan masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31 hari. Dalam penyimpulan ini, keseluruhan fakta, yaitu jumlah hari pada setiap bulan dalam satu tahun diselidiki tanpa ada yang ditinggalkan. Generalisasi semacam ini, memberikan kesimpulan yang sangat kuat dan tidak dapat dipatahkan tetapi prosesnya tidak praktis dan tidak ekonomis.
- Dengan loncatan induktif: fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fakta yang ada. Kesimpulan yang diambil berdasarkan sebagian fakta yang kesimpulanya berlaku juga bagi fakta sejenis yang belum diselidiki, misalnya. Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia adalah menusia yang suka bergotong-royong kemudian diambil kesimpulan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong.
2. Analogi ialah Proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk satu hal berlaku juga untuk hal lain. Tujuan dari penalaran induksi analagi antara lain:
· Meramalkan kesamaan
· Menyingkapkan kekeliruan
· Menyusun sebuah klasifikasi.
3. Kausal (Sebab-Akibat) adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Tidak ada satu gejala atau kejadian yang muncul tanpa penyebab. Pertama, satu atau beberapa gejala yang timbul dapat berperan sebagai sebab akibat, atau sekaligus sebagai akibat dsari gejala sebelumnya dan sebab gejala sesudahnya. Kedua, gejala atau peristiwa yang terjadi dapat ditimbulkan oleh satu sebab atau lebih, dan menghasilkan satu akibat atau lebih.
.Penalaran ini dibagi mejadi 3 jenis, yaitu :
· Sebab ke akibat: dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai efek. Contoh : Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagi penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
· Akibat ke sebab: dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat menuju sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat. Contoh : Untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat. Mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat dan juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan.
· Akibat ke akibat: dari akibat ke akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.
Sumber :
http://soil.faperta.ugm.ac.id/tj/1991/1992%20meto.pdf
http://sepdilarusmio.blogspot.com/2010/03/penalaran-dalam-penulisan-karangan.html
http://chameyliza.blogspot.com/2010/03/penalaran-dalam-karangan-ilmiah.html
ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/18039/Induksi.ppt
http://andiakbarrachman.blogspot.com/2010/03/penalaran-induktif.html
http://obyramadhani.wordpress.com/2010/05/16/cara-berfikir-induktif/
http://onan-kost.blogspot.com/2010/05/paragraf-generalisasi-analogi-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar