Pages

Selasa, 15 Februari 2011

PENALARAN DEDUKTIF


Definisi Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum (prinsip, hukum, teori atau keyakinan) menuju hal-hal khusus. Berdasarkan sesuatu yang umum itu, maka ditariklah kesimpulan tentang hal-hal khusus yang merupakan bagian dari kasus atau peristiwa khusus itu.

Penalaran Deduktif  dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :

1.                  Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penalaran yang menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi yang ketiga. Proposisi merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung didalamnya. Silogisme dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

  •      Silogisme kategorial
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor. Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

Contohnya :
My : Tidak ada manusia yang kekal.
Mn : Socrates adalah manusia.
K : Socrates tidak kekal.

  •      Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis yaitu  bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, bila simpulannya juga menolak berarti konsekuen.
Contoh :
  My  : Jika tidak ada air, manusia akan mati kehausan.
  Mn  : Air tidak ada.
  K     : Jadi, manusia akan mati kehausan.

  •     Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif  yaitu silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh :
My : Nenek Ety berada di Bogor atau Medan.
Mn : Nenek Ety berada di Bogor.
K : Jadi, Nenek Ety tidak berada di Medan.

2.                  Entimen 
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh :
Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar